Jumat, 07 November 2014

Dongeng Fiksi, bersambung.

Hi! ini ada cerita fiksi karangan aku sendiri, belum ada judul sih, tokohnya juga belum punya nama, masih serba kurang deh. Aku harap kalian bisa kasih saran buat cerrita ini. Thanks! 

            Pada suatu saat, hiduplah keluarga kerajaan di dunia sihir ayah sang tokoh utama adalah seorang raja di kerajaan tesebut. Namun sang ibu adalah manusia biasa. Mereka bisa bertemu tanpa disengaja, karena pada saat itu sang istri mendapat buku mantra menuju dunia sihir dan tanpa disengaja berhasil menuju dunia sihir. Akhirnya menetap disana dan menikah dengan Raja.
            Saat sang istri melahirkan seorang putri. Kerajaan diserang oleh penjahat yang tidak lain adalah mantan ksatria kerajaan yang dipecat karena melanggar undang-undang kerajaan. Ia berniat membalaskan dendamnya kepada raja dan keluarga kerajaan. Saat itu kerajaan kacau balau. Pertumpahan darah ada dimana-mana, semua rakyat kerajaan berhamburan menyalamatkan diri. Keluarga sang raja berhasil selamat dan mereka pergi mencari tempat yang aman, kampong halaman sang ratu. Dunia manusia.
            Selama bertahun-tahun keluarga tokoh utama hidup damai tanpa ada halangan yang berarti. Sang ayah bekerja sebagai tukang kayu dan ibunya menjadi penjahit. Saat mencari kayu dihutan, tiba-tiba  ada beberapa sosok bayangan dibelakan ayah sang tokoh utama. Kemudian ayah tokoh utama ditikam dengan menggunakan kapak. Dan akhirnya beliaupun meninggal tanpa ada balasan sedikitpun. Saat itu keuarg sang tokoh utama dirundung duka yang mendalam. Sebelum seat ayah sang tokoh utama meninggal ia membelikan kalung lambing kerajaan kepada tokoh utama.
            Tak lama setelah kepergian ayah sang tokoh utama, banyak kejadian aneh yang dialami oleh sang tokoh utama, seperti; mimpi bertemu dengan banyak peri yang menggiringnya menuju sebuah istana yang indah dengan empat musim di satu tempat, dan melihat benda-benda beterbangan. Ia pun menceritakan semua itu pada ibunya. Akhirnya semua rahasia yang selama inu tersimpan dengan rapi terbongkar juga. Ibu sang tokoh utama menceritakan smuanya pada tokoh utama. Ibu tokoh utama memberikan kalung kerajaan kepada tokoh utama kemudian dating para penyihir jahat menghampiri. Mereka. Penyihir tersebut kemudian  menyerang mereka. Ibu sang tokoh utama melindungi sang tokoh tama dan menyuruh ia untuk pergi. Tokoh utama berhasil menyelamatkan diri dan menuju ke rumah temannya.
Ia menceritakan semua yang terjadi pada temannya. Dan ternyata teman tokoh utama juga adalah seorang penyihir. Orang tua teman tokoh utama juga meninggal karena dibunuh oleh prajurit penyihir jahat tersebut. Mereka berdua berencana untuk menuju ke dunia sihir dan merebut kembali apa yang seharusnya menjadi milik mereka. Petualangan pun dimulai sekarang..
Mereka mulai menelusuri dimana letak pintu masuk dimensi sihir. Mereka mencari di berbagai buku namun tidak satupun menjelaskan tentang pintu gerbang dimensi sihir. Namun di buku mantra milik ibu tokoh utama, terdapat sebuah kertas tanpa tulisan. Enntah kenapa perasaan tokoh utama mengatakan bahwa kertas tersebut adalah peta menuju dunia sihir. Tokoh utama memandangi kertas terebut kemudian ia melhat lilin disebelahnya. Ide pun tercetus. Tokoh utama mendekatkan kertas tersebut ke lilin, dan benar saja, kertas tersebut mulai mengeluarkan tulisan-tulisan dan gambar-gambar. Peta menuju dunia sihir. Akhirnya mereka meenemukan peta menuju tempat asal mereka.
Menurut peta tersebut, tempat yang harus mereka datagi pertama adalah jurang perbatasan. Jurang perbatasan adalah perbatasan awal dari dimensi satu ke dimensi yang lainnya seperti dimensi manusia dan dimensi sihir. Di jurang perbatasan terdpat berbagai macan binatang sihir, seperti; unicorn, kuda terbang, naga, manusia setengah kuda dan masih banyak lagi. Konon katanya di dasar jurang perbatasan terdapat monster mengerikan yang biasa disebut monster api. Monster pembunuh yang tidak mengenal ampun. Apapu yag dianggap mengganggu akan dihabisinya, walaupun ia adalah ratu sihir sekalipun. Rasa takut menyergap benak keduanya. Mereka coba untuk berfikir bagaimana bias melewati juranh tersebut tanpa tertangkap oleh monster api.
Kemudian teman tokoh utama memberi ide untuk menyebrang dengan menunggangi kuda terbang. Namun ide tersebut ditolak oleh tokoh utama, karena disekitarnya ada naga. Dan nga adalah muuh terbesar kuda terbang. Akhirnya mereka menyebrang dengan menggunakan sulur tanaman yang diikat menjadi tali. Mereka menyebrang bergelntungan dan saat hapir mencapai seberang temaan sang tokoh utama yang berada tepat dibelakang tokoh utama terjatuh. Pegangannya terlepas dari sulur tanaman tersebut. Karena panic tokoh utama melepaskan pegangannya kemudian ikut terjatuh.
Mereka berdua terjatuh sampai di dasar jurang, mereka berusaha naik ka permukaan, namun tidak berhasil. Mereka menaiki dinding jurang berkali-kali, dan berkali-kali juga mereka gagal. Saat itu terdengar suara gemuruh tanah, bebatuan jatuh dari atas jurang. Kemudian perlahan-lahan muncul monster api. Keberisikan mereka membangunkan monster menyeramkan itu. Tokoh utama dan temannya mulai panic. Monster api berusaha menangkap mereka, ia melempar-lemparkan batu-batu besar kea rah mereka. Mereka berlari dan menghindar. Saat salah satu batu hamper mengenai mereka, tokoh utama berkata dalam hati “ibu, ayah, tolong kami!” saat itu juga kalung itu bersinar, kliaunya mengalahkan kilau bintang di langit. Monster tersebut lenyap dalam kilaunya. Setelah monster tersebut lenyap, tanah dalam jurang tersebut meninggi, dan akhirnya rata dengan tanah di pinggir jurang. Mereka berdua selamat.

Mereka berdua kembali menyusuri belantara hutan. Pagi berganti malam, terus menerus seperti itu. Berhari-hari mereka dihutan. Namun tanpa mereka sadari mereka terus berputar-putar disana. Tujuan kedua mereka adalah sungai putus asa. Sesuai dengan namanya, orang yang mencari sungai tersebut tidak akan bias menemukannya sebelum mereka putus asa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar