Senin, 10 Desember 2018

APBN 2019 MAKSIMALKAN BONUS DEMOGRAFI 2030, BAGAIMANA?



APBN adalah rencana keuangan tahunan negara yang telah di setujui oleh DPR. Setiap tahun, pemerintah menyusun APBN untuk menentukan besarnya anggaran belanja yang akan dikeluarkan serta mengestimasikan pendapatan negara yang diperoleh sehingga bisa menentukan pembiayaan yang diperlukan.
Tema Kebijakan Fiskal APBN 2019 adalah “APBN untuk mendorong investasi dan daya saing melalui pembangunan (investasi) sumber daya manusia”. Apa itu investasi? Perlukah dilakukan investasi sumber daya manusia?
Menurut KBBI, investasi adalah penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan.
Investasi dapat dilakukan bukan saja pada fisik seperti bangunan pabrik dan perumahan karyawan, mesin-mesin dan peralatan, serta persediaan (bahan mentah, barang setengah jadi, dan barang jadi), tetapi juga pada bidang non fisik seperti pendidikan, pelatihan, migrasi, pemeliharaan kesehatan dan lapangan kerja.
Investasi di bidang sumber daya manusia adalah sejumlah dana yang dikeluarkan negara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Investasi sumber daya manusia berperan dalam memacu pertumbuhan ekonomi dalam sebuah negara.
Sumber daya manusia (SDM) menjadi salah satu asset penting untuk mendukung pembangunan nasional suatu bangsa. Berkembangnya suatu bangsa tidak lepas dari peran masyarakatnya. Semakin tinggi kualitas SDM suatu bangsa, maka semakin besar pula kemungkinan bangsa tersebut untuk maju. Maka dari itu, peningkatan kualitas SDM perlu dikembangkan lebih lanjut untuk menghadapi kompetisi pasar kerja global. Dari sisi SDM, perlu dilakukan peningkatan kualitas agar Indonesia bisa menjadi negara maju di masa mendatang. Apalagi, Indonesia disebut-sebut memiliki bonus demografi yang cukup menjanjikan.
Fokus kebijakan fiscal APBN 2019 adalah investasi sumber daya menusia Investasi ini merupakan investasi jangka panjang dimana dampak dari investasi ini baru akan dapat  dirasakan dalam kurun waktu tertentu (tidak instan). Keputusan pemerintah untuk melakukan investasi SDM akan memaksimalkan hasil dari bonus demografi yang diprediksikan di tahun 2030 mendatang.
Salah satu bentuk investasi SDM adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikan. Investasi SDM melalui pendidikan di negara berkembang sangat diperlukan. Saat ini, Indonesia memiliki penduduk sekitar 257 juta jiwa yang sebagian besar berada di usia produktif. Bahkan jumlah tersebut diprediksi akan terus meningkat hingga 2060 menjadi 350 juta jiwa. Pada 2030, diramalkan bahwa penduduk usia produktif di Indonesia jauh lebih besar jumlahnya dari pada penduduk usia non-produktif. Banyaknya jumlah penduduk usia produktif inilah yang disebut bonus demografi. Makin banyak jumlah penduduk yang produktif (bekerja dan memiliki penghasilan), maka main besar PDB negara.
Oleh karena itu bonus demografi tersebut harus dimanfaatkan dan dikelola dengan baik. Dengan cara menginvestasikan melalui anggaran pendidikan sebesar 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Berbeda dengan investasi yang berupa fisik, investasi di bidang pendidikan tidak bisa terulang di masa mendatang. Jika terlambat mendapat pendidikan, maka kualitas SDM yang dihasilkan akan lebih rendah. Karena seiring bertambahnya usia seseorang maka semakin berkurang daya tangkapnya dalam bidang pendidikan.
Sumber daya manusia penting untuk menusia itu sendiri, ekonomi, masyarakat, dan stabilitas global. Dan itu penting untuk semua generasi. Ketika negara gagal berinvestasi secara produktif dalam bidang SDM, biayanya sangat besar. Biaya-biaya ini menempatkan generasi baru dalam kerugian yang besar. Dengan kemajuan teknologi yang mengutamakan keterampilan tingkat tinggi, kegagalan negara-negara untuk memberikan dasar bagi warga mereka untuk menjalani kehidupan produktif tidak hanya akan mengakibatkan biaya yang tinggi, tetati juga kemungkinan akan mengakibatkan kesenjangan yang lebih besar. Ini akan membahayakan keamanan juga kegelisahan.
Untuk itu, dalam APBN 2019, pemerintah mengalokasikan dana yang cukup besar dalam rangka meningkatkan kualitas SDM melalui bidang pendidikan.
Anggaran pendidikan dalam APBN 2019 diarahkan untuk meningkatkan akses, distribusi, dan kualitas pendidikan.  Anggaran Pendidikan Rp487,9 T , a.l. untuk:
- 20,1 juta siswa penerima KIP
- 471,8 ribu mahasiswa penerima beasiswa Bidik misi
- Penguatan pendidikan Vokasi
- Percepatan pembangunan sarana dan prasarana
Dengan mengalokasikan dana untuk pendidikan, diharapkan dapat meningkatkan kualitas SDM masyarakat, terutama dalam bidang pendidikan. Dan dengan meningkatnya kualitas SDM, Indonesia siap hadapi bonus demografi 2030!

Senin, 05 Desember 2016

CERPEN: KEHILANGAN YANG TERAKHIR

KEHILANGAN YANG TERAKHIR

“Ayolah jangan bercanda, dong!” seru Rea.
“Aku serius, Re. Kamu mau nggak jadi pacarku?” jawab Hugo.
“Duh, kamu tau kan kalo aku itu gak mau pacaran dulu, Go?” tanya Rea.
“Iya iya aku tau, cuma kan aku penasaran aja. Tapi kamu sayang kan sama aku, Re. Ayolah jujur aja.” sahut Hugo.
Rea mengangguk sambil tersipu malu.
Hubungan itu resmi terjalin dengan jembatan penyebrangan sebagai saksi.
            Rea dan Hugo sudah berteman sejak kelas 4 SD. Hugo adalah murid pindahan dari Australia yang pindah ke Indonesia karena ayahnya dipindah tugaskan untuk bekerja di Denpasar. Rea dan Hugo sering bermain bersama. Hingga saat ia dan Rea sudah SMA, mereka masih tetap berteman baik. Dan kini, hubungan mereka bukanlah sebagai teman lagi, melainkan sudah menjadi pasangan.
“Selamat hari jadi yang ke 4 bulan, Re.” Hugo mengetuk jendela ruang kelas Rea dengan membawa boneka beruang yang berukuran besar yang membawa seikat bunga.
“Selamat hari jadi yang ke 4 bulan, Go.” Rea mengeluarkan sebuah album foto dari tasnya. Kemudian keluar dari ruang kelas.
“Makasih ya.” Sahut Rea setelah menerima boneka dan bunga dari Hugo.
“Re, aku mau ngomong.” Hugo menatap Rea serius. “Lulus SMA, aku bakal balik ke Australia sama Ayahku. Aku bakal kuliah disana. Ayahku dipindah tugas lagi, Re.” lanjutnya.
Rea hanya diam.
            Setelah kelulusan, Hugo kembali ke Australia dan melanjutkan kuliahnya disana. Rea diterima di Universitas Negeri yang dekat rumahnya. Hubungan mereka baik-baik saja. Mereka memutuskan untuk menjadi satu dengan jarak. Sampai di semester ke-4, Rea bertemu orang lain.
            Namanya Alen. Satu jurusan dengan Rea dan salah satu mahasiswa teladan di kampus. Alen dan Rea sering mengerjakan tugas kelompok bersama. Mereka semakin dekat sampai ahkirnya Rea merasa nyaman dengan Alen. Begitu juga sebaliknya.
“Aku ketemu orang lain.” Kata Rea.
“Maksudnya?” Tanya Hugo tak mengerti.
“Maaf, Go.” jelas Rea.
“Oke, aku bisa ngerti. Semoga sukses, Re.” sahut Hugo.
Engkau bagai kapal yang terus melaju
Di luasnya ombak samudra biru
Namun sayngnya kau tak pilih aku
Tuk jadi pelabuhanmu—Hugo untuk Rea.
            Hubungan Rea dan Alen berlangsung lancar. Mereka seperti pasangan pada umumnya, nonton bioskop, pergi belanja, dan hal lainnya mereka sering lakukan berdua.
“Wi, aku mau ke toko buku, kamu ikut nggak?” Tanya Rea pada Dewi.
“Loh, tumben sendiri. Gak sama Alen?”
“Dia lagi kursus computer, aku nggak enak kalo minta anter sama dia.”
            Dewi adalah saudara sepupu Rea. Dewi dan Rea masuk ke Universitas yang sama. Oleh karena itu Dewi tinggal di rumah Rea, agar dekat untuk pergi ke kampus. Rea dan Dewi sering pergi bersama saat Rea masih menjalin hubungan dengan Hugo. Tapi semenjak Rea bersama Alen, mereka jadi jarang keluar bersama.
“Nggak, ah. Aku mau buat tugas.” Sahut Dewi.
            Akhirnya Rea pergi ke toko buku sendirian. Di sepanjang jalan, Rea melihat sekeliling. Ia melihat bangunan-bangunan tua yang waktu kecil ia dan Hugo sering bermain disana. Ia melihat pohon manga yang buahnya sering dipetik Hugo untuknya. Ia merndukan masa-masa kecilnya. Ia merindukan Hugo.
            Sesampainya di toko buku, ia tidak menemukan buku yang dicarinya. Saat ingin bertanya pada staff, ia melihat sosok yang sudah tidak asing lagi baginya, Hugo. Hugo ada di deretan buku motivasi. Rea mematung melihat Hugo. Saat hugo menoleh, ia pun tersenyum. Kemudian, Hugo menghampiri Rea.
“Udah lama ya kita nggak ketemu. Apa kabar?” sapa Hugo.
“Baik, kamu sendiri gimana di Australi?” balas Rea.
“Kuliahku lancar-lancar aja”
“Kamu kapan balik ke indo? Kok gak bilang-bilag sih?”
“Baru kemarin malam, aku kesini bentar aja kok, aku lagi observasi untuk tugas kuliahku.” kata Hugo.
            Hugo berbohong, ia ke Indonesia karena rindu pada Rea.
“Kamu lagi nyari buku ya?” lanjut Hugo.
“Iya, nih. Cuma nggak ketemu”.
“Buku apa? Mau aku bantu cari?”
            Mereka mencari buku itu bersama dan menemukannya. Setelah mengucapkn selamat tinggal, mereka kembali ke rumah masing-masing.
Kukira aku sudah melupakanmu
Kukira kita sudah berbeda
Kukira aku bisa bersamanya –Rea pada Hugo
            Rea hanya kagum pada Alen. Tidak lebih. Rea sadar hari itu. Tapi tak mampu melepaskan. Rea memutuskan untuk menjalani harinya bersama Alen seperti biasa.
            Dalam perjalanan pulang, Hugo merasakan nyeri di kepalanya. Rasa sakit yang selama ini ia sembunyikan kini menjalari tubuhnya yang kian hari kian melemah. Tak ada yang tau betapa menderitanya Hugo, kecuali kdua orang tuanya. Namun saat itu, ia tak mampu sembunyi lagi, ia tak tahan menahan rasa sakit di kepalanya itu. Tanpa ia sadari, ia semakin melemah dan jatuh pingsan di pinggir jalan.
            Saat terbangun, Hugo melihat sinar lampu yang menyilaukan yang menyorot wajahnya. Ia berada di ICU. Ia melihat ibunya duduk dibeselahnya.
”Bu, aku tidak apa-apa”
“Kemarin seseorang menemukanmu pingsan di pinggir jalan. Ia menelepon Ibu lewat ponselmu. Saat ibu tau, ibu langsung kesini. Ayahmu tidak bisa ikut, iah harus menyeselaikan pekerjaannya. Tapi ia janji akan segera kesini untuk menemuimu.”
“Sudahlah, Bu. Aku tidak apa-apa.”
“Kau harus dioperasi lagi”
“Tapi, Bu. Ini kedua kalinya aku dioperasi tahun ini.”
“Ikuti saja. Kata dokter ini yang terbaik.”
            Hugo menderita penyakit kanker paru-paru semenjak SMA. Ia melanjutkan kuliah ke Australia sekaligus untuk berobat. Ia tidak memberitahu Rea. Karena ia tau, kalau sampai Rea tau tentang penyakit yang dideritanya, ia hanya akan membuat Rea sedih.
            Keesokan harinya, Hugo menjalani operasi keduanya itu. Sebelum ia dioperasi, Ibu Hugo telah menghubungi Rea dan memberitahu Rea bahwa hari ini Hugo akan dioperasi.
Rea, hari ini Hugo akan dioperasi. Bibi harap kamu bisa menemaninya selama ia dioperasi.—kirim.
            Setelah menerima pesan dari Ibu Hugo, Rea segera menuju ke rumah sakit tempat Hugo dioperasi. Namun, sebelum itu ia menghubungi Alen.
Aku akan ke rumah sakit. Kau ingat Hugo? Hari ini dia dioperasi.—kirim.
            Sempat terjadi kemacetan yang cukup lama saat perjalanan Rea ke rumah sakit. Setelah Rea melewati kemacetan itu, ia melihat sebuah mobil CVR mengalami kecelakaan. Setelah itu Rea melanjutkan perjalanannya.
            Sesampainya Rea di rumah sakit, ia bertemu dengan Ibu Hugo. Kemuadian, sambil menangis,Ibu Hugo menceritakan kondisi Hugo yang sebenarnya. Rea yang baru mengetahuinya merasa sangat terpukul. Ia terus menangis selama operasi Hugo berlangsung.
            Setelah selesai di operasi, Rea menemui Hugo. Operasinya berhasil, namun Hugo belum sadarkan diri karena pengaruh obat bius. Rea duduk disebelah ranjang Hugo sambil terus menangis. Melihat hal itu, Ibu Hugo menyuruh Rea untuk pulang, karena seharian ia sudah berada di rumah sakit. Rea-pun menurut dan kemudian ia pulang.
            Rea menaruh tasnya di ranjang dan merebahkan diri. Ia mengeluarkan telepon genggam dari dalam tasnya. Ia mengecek telepon gengamnya, terlihat 8 panggilan tak terjawab, dari nomor Alen. Ia tidak terkejut, karena ia tidak sempat mengabari Alen selama ia berada di rumah sakit. Ia mencari kontak Alen—panggil. Lama ia menunggu, namun taka da jawaban dari Alen. Rea mencoba menelepon Alen beberapa kali lagi, namun tetap tidak ada jawaban. Setelah mengirim pesan, ia memutuskan untuk pergi mandi.
            Jam menunjukkan pukul 7 malam. Rea menggantung haanduk basahnya dibalik pintu, kemudian kembali duduk di ranjang untuk mengecek telepon genggamnya.
            Rea terkejut. Ia mendapat telepon dari Ibunya Alen. Dengan segera ia menyambar telepon genggamnya yang ada diatas ranjang. Terdengar suara isak tangis pada suara Ibu Alen.
“Halo”, dengan ragu Rea berkata sambil mengangkat telepon.
“Rea”
“Iya, ada apa, Bibi?”
“Bibi ingin mengabarimu tentang Alen”
“Ada apa, Bi? Aku mencoba menghubungi Alen sejak ta—“ ucapan Rea terpotong.
“Alen sudah meninggal, Re”.
“Apa?” tanya Rea.
“Iya. Ia mengalami kecelakaan tadi pagi”.
            Suara Rea tertahan, ia ingin bicara tapi tak tau akan berkata apa. Saat itu isak tangisnya tak terbendung, Rea menangis sejadi-jadinya. Ia menjatuhkan telepon genggamnya.
            Orang-orang sudah kembali ke rumah mereka masing-masing. Tinggal Rea dan ibu Hugo saja disana. Rea tidak menangis. Ia sudah kehabisan air mata untuk menangis. Ia menghabiskan air matanya saat upacara pemakaman Alen seminggu lalu.
            Operasi Hugo berhasil, tapi tubuh Hugo tidak menerima respon dari operasi itu dan malah berdampak buruk bagi kesehatan Hugo. Hugo meninggalkan Rea saat Rea ada pada titik terlemahnya.

            Kini, saat pemakaman Hugo, ia hanya berdiri termenung dengan tatapan kosong menatap gundukan tanah yang bertabur bunga di depannya. Rea tidak tahu apa yang harus ia lakukan, ia hanya tahu bahwa ini adalah kehilangan yang terakhir baginya.

Sabtu, 25 Juli 2015

KARYA TULIS ILMIAH


PENGARUH MODERNISASI TERHADAP MINAT BACA SISWA DI PERPUSTAKAAN SMPN 1 KUTA SELATAN


OLEH :
PUTU VIDYA PRADNYA PARAMITA
KELAS IX.1
NO. 30



SMPN 1 KUTA SELATAN
Jl. Wanagiri, Jimbaran, Kuta Selatan, Badung, Bali
Telepon (0361) 701636
2015



KATA PENGANTAR

“Om Swastyastu”.
            Atas Asung Kerta Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa, maka penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “PENGARUH MODERNISASI TERHADAP MINAT BACA SISWA DI PERPUSTAKAAN SMPN 1 KUTA SELATAN”.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1.      NI WAYAN SURATMI, selaku guru Bahasa Indonesia di SMPN 1Kuta Selatan.
Yang telah memberikan bimbingan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan karya tulis ini.
            Banyak sekali hambatan yang penulis hadapi untuk menyelesaikan karya tulis ini. Berkat bimbingan guru pembimbing serta dukungan keluarga dan teman-teman, penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.
            Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan oleh waktu. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kemajuan kedepannya. Bila terdapat hal-hal yang kurang berkenan tentang isi permasalahan dalam karya tulis ini, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
“Om Santih Santih Santih Om”.

Kuta Selatan, Januari 2015

Penulis


ABSTRAKSI

Judul               : “PENGARUH MODERNISASI TERHADAP MINAT BACA
                               SISWA DI  PERPUSTAKAAN SMPN 1 KUTA SELATAN”.
Nama               :      PUTU VIDYA PRADNYA PARAMITA
Dalam arti tradisional, perpustakaan adalah sebuah koleksi buku dan majalah. Walaupun dapat diartikan sebagai koleksi pribadi perseorangan, namun perpustakaan lebih umum dikenal sebagai sebuah koleksi besar yang dibayai dan dioperasikan oleh sebuah kota atau institusi, serta dimanfaatkan oleh masyarakat yang rata-rata tidak mampu membeli sekian banyak buku atas biaya sendiri.
Perpustakaan adalah salah satu media belajar bagi siswa. Perpustakaan sering disebut sebagai gudang ilmu. Itu tidak salah, karena, di perpustakaan kita bisa memperoleh banyak informasi dari buku-buku yang ada disana. Tetapi dengan koleksi dan penemuan media baru selain untuk menyimpan informasi dalam bentuk buku, banyak perpustakaan kini juga merupakan tempat penyimpanan dan/atau akses ke map, cetak atau hasil seni lainnya, microfilm, microfiche, tape audio, CD, LP, tape video, dan DVD. Selain itu, perpustakaan juga menyediakan fasilitas umum untuk mengakses gudang data CD-ROM dan internet.
Perpustakaan juga dapat diartikan sebagai kumpulan informasi yang bersifat ilmu pengetahuan, hiburan, rekreasi, dan ibadah yang merupakan kebutuhan hakiki manusia. Oleh karena itu, perpustakaan modern telah disefinisikan kembali sebagai tempat untuk mengakses informasi dalam format apapun, apakah informasi itu disimoan dalam gedung perpustakaan tersebut atau tidak. Dalam perpustakaan modern ini selain kumpulan buku tercetak, sebagian buku dan koleksinya ada dalam perpustakaan digital (dalam bentuk data yang bisa diakses lewat jaringan computer).
Permasalahan yang penulis kaji adalah : Pertama, apakah modernisasi berpengaruh terhadap minat baca siswa di perpustakaan SMPN 1 Kuta Selatan? Kedua, apakah setiap tahunnya minat baca siswa di perpustakaan SMPN 1 Kuta Selatan meningkat?

Kesimpulan dari penelitian ini adalah : Pertama, bahwa modernisasi sangat berpengaruh terhadap minat baca siswa di perpustakaan SMPN 1 Kuta Selatan. Kedua, bahwa setiap tahunnya minat baca siswa di perpustakaan SMPN 1 Kuta Selatan selalu berkurang.



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya zaman modernisasi ,ilmu pengetahuan dan teknologi juga mengalami perkembangan yang pesat terutama di era globalisasi ini.Untuk itu perlu adanya upaya untuk meningkatkan mutu atau kualitas sumber daya manusia untuk dapat bersaing di era globalisasi ini.Salah satu upaya ynga dapat kita lakukan yaitu dengan memenuhi sarana dan prasarana untuk menunjang proses pembelajaran di Sekolah,yaitu dengan mendirikan perpustakaan Sekolah.
Pada zaman global sekarang, pendidikan merupakan sesuatu yang penting. Karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan sekarang telah menjadi kebutuhan pokok yang harus dimiliki setiap orang agar bisa menjawab tantangan kehidupan.Untuk memperoleh pendidikan, banyak cara yang dapat kita capai. Diantaranya melalui perpustakaan. Karena di perpustakaan berbagai sumber informasi bisa kita peroleh, selain itu banyak juga manfaat lain yang dapat kita peroleh melalui perpustakaan.
Perpustakaan bertugas melayani masyarakat/siswa pengguna jasa perpustakaan yang membutuhkan suatu informasi mengenai ilmu pengetahuan ataupun hal-hal yang dibutuhkan oleh pengguna. Perpustakaan merupakan upaya untuk memelihara dan meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses belajar-mengajar. Perpustakaan yang terorganisasi secara baik dan sistematis, secara langsung atau pun tidak langsung dapat memberikan kemudahan bagi proses belajar mengajar di sekolah tempat perpustakaan tersebut berada. Hal ini, terkait dengan kemajuan bidang pendidikan dan dengan adanya perbaikan metode belajar-mengajar yang dirasakan tidak bisa dipisahkan dari masalah penyediaan fasilitas dan sarana pendidikan.
Perpustakaan di SMPN 1 Kuta Selatan memiliki banyak koleksi buku pelajaran, novel, dan berbagai cerita rakyat. Namun, minat siswa untuk mengunjungi perpustakaan sangatlah minim. Padahal pepustakaan sebenarnya memiliki banyak manfaat untuk kita. Seiring dengan perkembangan modernisasi, minat baca siswa di SMPN 1Kuta Selatan tiap tahunnya semakin berkurang.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dan bisa menghambat masyarakat untuk mencintai dan menyenangi buku sebagai sumber informasi layaknya membaca koran dan majalah, yaitu:
·         Sistem pembelajaran di Indonesia belum membuat siswa/mahasiswa harus membaca buku lebih banyak dari apa yang diajarkan dan mencari informasi atau pengetahuan lebih dari apa yang diajarkan di kelas.
·         Banyaknya hiburan TV dan permainan di rumah atau di luar rumah yang membuat perhatian anak atau orang dewasa untuk menjauhi buku.
·         Banyaknya tempat-tempat hiburan seperti taman rekreasi, supermarket dll.
·         Budaya baca masih belum diwariskan oleh nenek moyang kita, hal ini terlihat dari kebiasaan Ibu-Ibu yang sering mendongeng kepada putra-putrinya sebelum anaknya tidur dan ini hanya diaplikasikan secara verbal atau lisan saja dan tidak dibiasakan mencapai pengetahuan melalui bacaan.
·         Para ibu disibukan dengan berbagai kegiatan di rumah/di kantor serta membantu mencari tambahan nafkah untuk keluarga, sehingga waktu untuk membaca sangat minim.
·         Buku dirasakan oleh masyarakat umum sangat mahal dan begitu juga jumlah perpustakaan masih sedikit dibanding dengan jumlah penduduk yang ada dan kadang-kadang letaknya jauh.
·         Adanya pengaruh modernisasi yang menyebabkan kurangnya minat baca bagi pelajar.
Makin banyak wawasan-wawasan bacaan di Internet, namun apakah ini berarti buku-buku di perpustakaan, toko buku, dan sebagainya akan terancam keberadaannya? Apakah anak masa depan lebih suka baca di Internet ketimbang sebuah buku?
      Berdasarkan uraian singkat tersebut, penulis mengangkat karya tulis yang berjudul “PENGARUH MODERNISASI TERHADAP MINAT BACA SISWA DI PERPUSTAKAAN SMPN 1 KUTA SELATAN”.

2.1.      Rumusan Masalah
Adapun masalah yang penulis angkat ialah :
1.2.1.   Apakah modernisasi berpengaruh terhadap minat baca siswa di perpustakaan SMPN 1 Kuta Selatan?
1.2.2.   Bagaimana minat baca siswa di perpustakaan SMPN 1 Kuta Selatan?

3.1.      Tujuan Penelitian
1.3.1.   Mengetahui bagaimana pengaruh modernisasi terhadap minat baca siswa di perpustakaan SMPN 1 Kuta Selatan.
1.3.2.   Mengetahui minat baca siswa di SMPN 1 Kuta Selatan setiap tahunnya.

1.4.      Manfaat Penelitian
1.4.1.   Bagi Khalayak Umum
Ø  Mengetahui informasi tentang perpustakaan dan pengaruh modernisasi terhadap minat baca siswa.
1.4.2.   Bagi Pembaca
Ø  Menambah wawasan tentang peran perpustakaan sebagai salah satu media pembelajaran yang efektif.
1.4.3.   Bagi Penulis
Ø  Menambah pengalaman menulis.
Ø  Penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk penelitian berikutnya.
Ø  Menambah wawasan penulis tentang modernisasi dan perpustakaan.



BAB II
LANDASAN TEORI

3.1.      Pengertian Perpustakaan
Sebelum penulis menerangkan lebih lanjut tentang pengertian perpustakaan secara khusus penulis akan terangkan sedikit pandangan tentang perpustakaan secara umum. Dalam Undang Undang No.43 Bab I Pasal I “Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan atau karya rekam secara professional dengan sisitem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi para pemustaka”.
Dalam arti tradisional, perpustakaan adalah sebuah koleksi buku dan majalah. Walaupun dapat diartikan sebagai koleksi pribadi perseorangan, namun perpustakaan lebih umum dikenal sebagai sebuah koleksi besar yang dibayai dan dioperasikan oleh sebuah kota atau institusi, serta dimanfaatkan oleh masyarakat yang rata-rata tidak mampu membeli sekian banyak buku atas biaya sendiri.
Perpustakaan adalah salah satu media belajar bagi siswa. Perpustakaan sering disebut sebagai gudang ilmu. Itu tidak salah, karena, di perpustakaan kita bisa memperoleh banyak informasi dari buku-buku yang ada disana. Tetapi dengan koleksi dan penemuan media baru selain untuk menyimpan informasi dalam bentuk buku, banyak perpustakaan kini juga merupakan tempat penyimpanan dan/atau akses ke map, cetak atau hasil seni lainnya, microfilm, microfiche, tape audio, CD, LP, tape video, dan DVD. Selain itu, perpustakaan juga menyediakan fasilitas umum untuk mengakses gudang data CD-ROM dan internet.
Perpustakaan juga dapat diartikan sebagai kumpulan informasi yang bersifat ilmu pengetahuan, hiburan, rekreasi, dan ibadah yang merupakan kebutuhan hakiki manusia. Oleh karena itu, perpustakaan modern telah disefinisikan kembali sebagai tempat untuk mengakses informasi dalam format apapun, apakah informasi itu disimoan dalam gedung perpustakaan tersebut atau tidak. Dalam perpustakaan modern ini selain kumpulan buku tercetak, sebagian buku dan koleksinya ada dalam perpustakaan digital (dalam bentuk data yang bisa diakses lewat jaringan computer).
3.2.      Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
3.3.      Perpustakaan dan Pendidikan
Perpustakaan sekolah berhubungan erat dengan pendidikan karena perpustakaan merupakan salah satu sarana untuk menunjang kegiatan pendidikan dan membantu sekolah dalam mencapai visi dan misinya. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang akan selalu berkembang seiring perkembangan jaman. Keberadaan perpustakaan sekolah pun menjadi salah satu syarat agar suatu sekolah untuk bisa mendapatkan akreditasi. Penyelenggaran atau pendirian perpustakaan di setiap sekolah memiliki landasan hukum yang diatur dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 35 dan 45 (1), serta Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Adanya undang-undang mengenai perpustakaan sekolah ini merupakan salah satu kebijakan pemerintah untuk memajukan sektor pendidikan di Indonesia. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana penunjang kegiatan pendidikan yang wajib dimiliki oleh satuan pendidikan, hal ini telah diatur dalam Permendiknas nomor 24 tahun 2007.

3.4.      Fungsi Perpustakaan Sekolah
Fungsi utama dari perpustakaan sekolah adalah menyediakan sumber informasi kepada pemustaka di lingkungan sekolah, baik informasi dalam bentuk cetak maupun non cetak. Perpustakaan sekolah juga berfungsi sebagai pusat kegiatan belajar siswa. Di perpustakaan, pemustaka, terutama para siswa, bisa belajar banyak hal baru yang mungkin belum mereka ketahui melalui koleksi-koleksi misalnya melalui ensiklopedi, buku cerita, koran, dll yang telah disediakan oleh perpustakaan sekolah. Selain itu perpustakaan juga mendidik siswa agar lebih mandiri dengan menuntut siswa untuk bisa mengakses informasi yang dibutuhkan melalui katalog maupun internet. Dalam pengembangan koleksi perpustakaan, perpustakaan sekolah menyesuaikan koleksi-koleksinya dengan kurikulum pendidikan yang berlaku secara nasional misalnya saja buku ajar atau buku paket sesuai dengan kurikulum yang diberlakukan pemerintah.
Fungsi perpustakaan sekolah berikutnya adalah sebagai pusat penelitian sederhana. Perpustakaan memungkinkan para siswa untuk mengembangkan kreativitas serta imajinasinya melalui penelitian-penelitian secara sederhana. Perpustakaan sekolah juga bisa digunakan sebagai tempat rekreasi untuk mengisi waktu luang atau sebagai hiburan dengan memanfaatkan buku-buku fiksi, dongeng, majalah, dan buku lain yang sifatnya menghibur. Meningkatnya minat baca pemustaka juga merupakan salah satu fungsi dengan adanya perpustakaan sekolah ini.
Tujuan perpustakaan adalah untuk membantu masyarakat dalam segala umur dengan memberikan kesempatan dengan dorongan melelui jasa pelayanan perpustakaan agar mereka:
  • Dapat mendidik dirinya sendiri secara berkesimbungan
  • Dapat tanggap dalam kemajuan pada berbagai lapangan ilmu pengetahuan, kehidupan sosial dan politik
  • Dapat memelihara kemerdekaan berfikir yang konstruktif untuk menjadi anggota keluarga dan masyarakat yang lebih baik
  • Dapat mengembangkan kemampuan berfikir kreatif, membina rohani dan dapat menggunakan kemempuannya untuk dapat menghargai hasil seni dan budaya manusia
  • Dapat meningkatkan tarap kehidupan sehari-hari dan lapangan pekerjaannya
  • Dapat menjadi warga negara yang baik dan dapat berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan nasional dan dalam membina saling pengertian antar bangsa
·         Dapat menggunakan waktu senggang dengan baik yang bermanfaat bagi kehidupan pribadi dan sosial.

3.5.      Sejarah Perpustakaan Indonesia
Perpustakaan merupakan perantara masyarakat. oleh karena itu, perkembangan perpustakaan tidak dapat dilepaskan dari perkembangan masyarakat. Perkembangan masyarakat tercermin dalam sejarah masyarakat, kadang-kadang dalam sejarah negara. Dengan demikian,sejarah perpustakaan di Indonesia tidak terlepas dari sejarah Indonesia. Sejarah Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa periode berikut :
Pada pembagian di atas, tahun 1950 merupakan awal ancangan karena pada waktu itu pemerintah RI mulai menyebarkan perpustakaan, khususnya perpustakaan umum dengan nama taman perpustakaan rakjat ke seluruh indonesia. Perkembangan perpustakaan umum yang mula.mula menggembirakan itu akhirnya berakhir tragis dengan runtuhnya berbagai taman pustaka rakjat yang didirikan pada tahun 1950-an. Tonggak kebangkitan dimulai pada tahun 1969, dengan pembangunan lima tahun (pelita) pertama. Saat itu, kegiatan perpustakaan tercakup di dalam rencana pembangunan hingga sekarang.

3.6.      Perpustakaan Sekolah Sebagai Jantung Pendidikan
Perpustakaan sekolah memiliki kontribusi yang besar dalam bidang pendidikan melalui berbagai visi, misi serta fungsinya. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana penting bagi pendidikan karena perannya yang tidak bisa terlepas dari proses kegiatan belajar di sekolah. Perpustakaan sekolah memegang andil besar dalam mendidik siswa untuk lebih mandiri, berpikir kritis, serta menumbuhkan minat baca pemustaka. Ibarat manusia, pendidikan adalah tubuhnya sedangkan perpustakaan adalah jantungnya. Manusia tak bisa hidup tanpa jantung, begitu juga dengan pendidikan tanpa perpustakaan. Apabila perpustakaan sekolah menjalankan fungsinya dengan baik maka akan proses dan kegiatan pendidikan yang ada di sekolah tersebut akan berkembang dengan baik. Begitu pula sebaliknya, apabila perpustakaan sekolah tidak berfungsi dengan baik maka kegiatan pendidikan juga tidak akan berjalan dengan baik.

3.8.      Pengertian Modernisasi
        Pada dasarnya setiap masyarakat menginginkan perubahan dari keadaan tertentu ke arah yang lebih baik dengan harapan akan tercapai kehidupan yang lebih maju dan makmur. Keinginan akan adanya perubahan itu adalah awal dari suatu proses modernisasi.
Pada dasarnya modernisasi mencakup suatu transformasi total dari kehidupan bersama yang tradisional atau pra modern dalam arti teknologi serta organisasi sosial, ke arah pola ekonomi dan politis yang menandai negara-negara Barat yang stabil. Dengan kata lain, modernisasi adalah suatu bentuk perubahan sosial yang biasanya merupakan perubahan yang terarah yang didasarkan pada suatu perencanaan.
Modernisasi dalam ilmu sosial merujuk pada sebuah bentuk transformasi dari keadaan yang kurang maju atau kurang berkembang ke arah yang lebih baik dengan harapan akan tercapai kehidupan masyarakat yang lebih maju, berkembang, dan makmur.
            Diungkapkan pula modernisasi merupakan hasil dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang sekarang ini. Tingkat teknologi dalam membangun modernisasi betul-betul dirasakan dan dinikmati oleh semua lapisan masyarakat, dari kota metropolitan sampai ke desa-desa terpencil.
            Wilbert E Moore yang menyebutkan modernisasi adalah suatu transformasi total kehidupan bersama yang tradisional atau pra modern dalam arti teknologi serta organisasi sosial ke arah pola-pola ekonomis dan politis yang menjadi ciri Negara barat yang stabil. Sementara menurut J W School, modernisasi adalah suatu transformasi, suatu perubahan masyarakat dalam segala aspek-aspeknya.
Menurut Koentjaraningrat, modernisasi adalah usaha untuk hidup sesuai dengan zaman dan konstelasi dunia sekarang. Untuk orang Indonesia, hal ini berarti mengubah berbagai sifat dalam mentalitas yang tidak cocok dengan kehidupan sekarang. Atau dapat didefinisikan dalam makna yang lain, yaitu sebagai proses pergeseran sikap dan mentalitas warga masyarakat untuk bisa hidup sesuai dengan tuntutan zaman.
Modernisasi merupakan suatu proses perubahan masyarakat dari tradisional menjadi modern. Proses tersebut mengharuskan adanya penyesuaian sikap untuk mengharuskan adanya penyesuaian sikap untuk meninggalkan cara-cara terdahulu yang tidak sesuai dengan keadaan sekarang, sekaligus menerima hal-hal yang bermanfaat bagi kehidupan sekarang.

3.9.      Definisi Modernisasi Pendidikan
Berdasarkan pengertian modernisasi dan pengertian pendidikan, maka definisi dari modernisasi pendidikan adalah suatu proses perubahan dalam usaha mewujudkan kegiatan belajar mengajar dalam rangka mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan dari cara yang tradisional menuju ke cara yang lebih modern.
3.10.    Syarat dan Karakteristik Modernisasi
3.10.1. Syarat Modernisasi
Modernisasi dapat terwujud melalui beberapa syarat, di antaranya adalah sebagai berikut:
v  Cara berpikir ilmiah terpola dan terlembaga dalam pemerintah maupun masyarakat.
v  Sistem administrasi negara yang baik.
v  Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur, serta terpusat pada suatu lembaga tertentu.
v  Penciptaan iklim yang baik dan teratur sesuai dengan kehendak masyarakat terhadap modernisasi dengan penggunaan alat-alat komunikasi massa.
v  Tingkat organisasi yang tinggi.
v  Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan social planning.

3.10.2. Karakteristik Modernisasi
Peter L. Berger mencatat adanya beberapa karakteristik modernisasi, di antaranya adalah sebagai berikut.
1.      Modernisasi telah merusak ikatan solidaritas sosial yang melekat dalam kehidupan masyarakat tradisional. Kebersamaan dan hidup dalam sepenanggungan berangsur-angsur menipis, dan digantikan oleh kompetisi dalam memenuhi keragaman kebutuhan hidup.
2.      Terjadi ekspansi pilihan personal. Modernisasi telah mengubah kehidupan masyarakat tradisional yang semula dibingkai oleh kekuatan di luar kontrol manusia menjadi diwarnai oleh proses individualisasi. Hal itu antara lain ditandai oleh keyakinan bahwa manusia mempunyai kebebasan memilih sesuai dengan selera yang dikehendaki.
3.      Terjadi peningkatan keragaman keyakinan. Keterbukaan yang tumbuh dan berkembang bersamaan dengan proses modernisasi membuka peluang terjadinya rekonstruksi nilai dan norma yang telah mapan.
4.      Terjadi orientasi ke depan dan kesadaran atas waktu. Modernisasi telah menggeser kehidupan masyarakat tradisional yang semula ditandai orientasi kini dan di sini (a posteriori), menjadi lebih berorientasi ke depan (a priori).

3.11.    Gejala Modernisasi
Gejala modernisasi pada masyarakat Indonesia tampak dari berbagai bidang kehidupan yang semakin berkembang pesat, di antaranya adalah sebagai berikut:
v  Bidang politik dan ideologi (demokrasi), seperti pelaksanaan pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung oleh rakyat tanpa melalui perwakilan.
v  Bidang ekonomi, seperti adanya pengembangan perbankan sebagai sistem perekonomian dan juga indutrialisasi sebaga basis mata pencaharian masyarakat.
v  Bidang agama dan kepercayaan.
v  Bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti adanya sistem pendidikan yang berbasis pada teknologi, informasi, dan komunikasi, serta semakin tertinggalnya budaya membaca buku.

3.12.    Hubungan Perpustakaan dengan Internet
Teknologi informasi (TI) saat ini telah menyebar hampir di semua bidang, tidak terkecuali di perpustakaan. Dalam masyarakat maju, pengetahuan merupakan sumber daya primer untuk individu dan public. Sebagai akibatnya, seseorang harus selektif tentang jenis data dan informasi yang diproses. Data dan informasi tersebut harus relevan, dan akurat sehingga dapat terhindar dari memperoleh harta karun longsoran informasi yang tidak penting.
Penerapan teknologi informasi di perpustakaan saat ini sudah menjadi ukuran untuk mengetahui tingkat kemajuan dari perpustakaan tersebut, bukan lagi pada besarnya gedung, banyaknya rak, atau berjubel penggunanya. Penerapan teknologi informasi di perpustakaan merupakan wujud dari suatu perubahan layanan. Perubahan ini mendorong perpustakaan untuk melakukan modernisasi layanan dan menerapkan TI dalam aktivitasnya keseharian.
Penggunaan TI dalam dunia pendidikan :
v  Beralihnya media kegiatan belajar mengajar dari buku dan papan tulis menjadi laptop dan proyektor
v  Internet dapat mempermudah kegiatan pembelajaran, namun informasi apapun dapat diakses dari internet, sehingga memungkinkan pengaruh-pengaruh yang merusak untuk masuk.
v  Berbagai peralatan, informasi, dan metode belajar telah membuat peranan pengetahuan murni pengajar menjadi banyak berkurang, sehingga berdampak pada penurunan kualitas pengajaran.
v  Anggaran untuk melakukan modernisasi pendidikan yang kurang mengakibatkan modernisasi pendidikan tidak merata. Di perkotaan kualitas pendidikannya baik, sedangkan di pedalaman kualitas pendidikannya masih jauh dari harapan.
v  Biaya pendidikan di beberapa sekolah dan perguruan tinggi menjadi mahal karena tuntutan untuk modernisasi pendidikan yang terkadang tidak sebanding dengan subsidi yang dikeluarkan pemerintah, sehingga muncul kebijakan untuk memandirikan perguruan tinggi dengan mengizinkan perguruan tinggi memungut biaya yang mahal dari peserta didik yang mampu.

3.13.    Pengaruh Modernisasi Terhadap Minat Baca Siswa di SMPN 1 Kuta Selatan
            Seiring dengan berkembangnya zaman ,ilmu pengetahuan dan teknolagi juga mengalami perkembangan yang pesat terutaam di era globalisasi ini.Untuk itu perlu adanya upaya untuk meningkatkan mutu atau kualitas sumberdaya manusia untuk dapat bersaing di era globalisasi ini.Salah satu upaya ynga dapat kita lakukan yaitu dengan memenuhi sarana dan prasarana untuk menunjang proses pembelajaran di Sekolah,yaitu dengan mendirikan perpustakaan Sekolah.
            Dalam dunia pendidikan saat ini ukuran keberhasilan siswa dalam belajar dapat dilihat dari seberapa tinggi prestasi yang diraih siswa dalam belajar. Untuk meningkatkan prestasi siswa bisa dipengaruhi oleh minat baca yang tinggi oleh siswa dan dengan memanfaatkan perpustakaan secara optimal, dari sini maka prestasi belajar siswa akan meningkat. dari pembahasan tersebut, maka penelitian ini meneliti tentang pengaruh pemanfaatan perpustakaan sekolah dan minat baca terhadap prestasi.
            Modernisasi sangat berpengaruh dalam kehidupan. Terutama pendidikan dengan elemennya yang paling penting yakni pelajar. Dengan dipengaruhi oleh modernisasi, minat baca siswa SMPN 1 Kuta Selatan mulai menurun setiap tahunnya. Sekarang para pelajar lebih suka bermain game online dan lebih sering membuang-buang waktu untuk hal-hal tidak berguna, serta banyak remaja yang melakukan tidakan anarkis dan juga tindakan yang berbau criminal. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh modernisasi.
            Di era modernisasi seperti sekarang ini, kita seakan dimanjakan oleh teknologi yang semakin canggih. Meskipun kita mendapat kemudahan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari kita, namun justru teknologi itu membawa dampak buruk bagi kita. Contohnya, kita mendapat banyak informasi dari internet, namun itu justru membuat minat siswa mengunjungi perpustakaan menurun. Para pelajar menggunakan media internet untuk membuat pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru-guru. Sebenarnya itu tidak buruk, namun itu sebenarnya membawa siswa menuju sifat “malas”. Para siswa hanya tinggal meng-copy-paste dari internet tanpa perlu membaca dan membuktikan kebenran dari informasi yang didapat dari intenet. Hal ini menimbulkan menurunnya kualitas pendidikan Indonesia. Lain hal nya jika siswa pergi keperpustakaan untuk mencari jawaban atas pekerjaan rumahnya. Mereka bisa membaca buku dan otomatis mereka mendapat informasi lebih banyak dari buku ketimbang hanya meng-copy-paste saja dari internet.
Perpustakan disekolah menengah pertama khususnya, akhir-akhir ini sering dihantui masalah sepinya pengunjung. Ada anggapan bahwa perpustakaan kuno secara pasti akan ditinggalkan oleh pengunjung. Maka dari itu, pihak sekolah mencoba semua jenis inovasi dengan menambahkan fasilitas ini itu agar siswa tetap selalu mengunjungi perpustakaan. Pengunjung memang semakin bertambah setelah ditambahkan fasilitas, tapi masalahnya motivasi siswa yang mengunjunginya pun semakin beragam.
Buku yang sudah menumpuk semakin tidak jelas nasibnya, siswa hanya menggunakan buku tersebut hanya untuk tameng saja ketika guru mengunjungi perpustakaan. Banyak siswa yang memanfaatkan perpustakaan untak kegiatan-kegiatan lain selain membaca.
Sudah benar keinginan guru untuk menaikkan trafik pengunjung perpustakaan dengan menambahkan fasiltas ini itu. Tapi saya tekankan dengan begitu tidak akan dapat mengembalikan fungsi perpustakaan seutuhnya. Dapat disurvei jumlah siswa yang benar real keperpustakaan untuk membaca dan siswa yang memiliki motivasi lain. Setelah itu liat hasilnya. Dengan melihat realitanya saja kita dapat mengambil kesimpulan jikalau perpustakaan sekolah hanya dikunjungi siswa yang real untuk membaca dan meminjam buku hanya segelintir orang saja.

2.14.    Keunggulan Perpustakaan Dibandingkan dengan Internet
Dengan makin banyaknya konten, wawasan ataupun bacaan di Internet, tidak akan serta merta mengancam peran dari perpustakaan dan toko buku, termasuk keberadaan produk buku-buku di dalamnya.
Memang tak dapat dipungkiri, bahwa konten pengetahuan yang ada di Internet sangat berlimpah luar biasa, sangat tidak bisa dibandingkan dengan konten yang ada di dalam bangunan fisik seperti perpustakaan atau toko buku.
Tetapi ada keunggulan utama pada perpustakaan dan toko buku yang tak dimiliki oleh Internet, yaitu sebagai tempat terjadinya pertukaran ide, gagasan, informasi, ataupun pengetahuan secara tatap muka. Biar bagaimanapun, diskusi secara tatap muka, yang menggabungkan komunikasi verbal maupun non-verbal, akan lebih 'berisi' ketimbang diskusi melalui komputer atau Internet.
Di banyak negara, perpustakaan dan toko buku mulai memahami perannya sebagai pusat pertukaran pengetahuan secara tatap muka tersebut. Sehingga banyak perpustakaan dan toko buku kini yang tak sekedar berisi rak, buku dan mesin kasir, tetapi sudah dilengkapi dengan sofa dan meja yang nyaman untuk membaca ataupun berdiskusi, hotspot/wifi hingga cafe didalamnya.
Dan buku yang ditawarkan, tidak lagi buku dalam bentuk fisik. Mereka bahkan sudah menjual atau meminjamkan buku dalam bentuk digital, untuk dibaca melalui gadget pelanggan mereka masing-masing. Ini sekaligus menandakan bahwa yang terpenting dari sebuah buku adalah isi ataupun pengetahuannya, bukan bentuk fisiknya.
Sehingga di masa mendatang, bisa saja anak-anak tetap mencintai buku, tetapi sudah dalam bentuk digital, apakah itu informasi yang diunduh atau diakses dar Internet langsung, dari toko buku atapun perpustakaan.










BAB III
METODE PENULISAN

3.1.      Waktu dan Tempat
3.1.1.   Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari – Pebruari 2015.
3.1.2.   Penulis melakukan penelitian di Perpustakaan SMPN 1 Kuta Selatan dan di rumah penulis sendiri.

3.2.      Jenis Data
            Jenis data yang penulis gunakan dalam karya tulis ini adalah :
Ø  Data kualitatif, yang berasal dari tinjauan pustaka yang relevan serta dari jejaring social.

3.3.      Pengolahan Data
·         Observasi
Penulis melakukan pengamatan di perpustakaan SMPN 1 Kuta Selatan.
3.4.      Jenis Data
Ø  Data primer, penulis melakukan observasi langsung di perpustakaan SMPN 1 Kuta Selatan.
Ø  Data sekunder, yang berasal dari tinjauan pustaka yang relevan serta dari jejaring social.




BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam arti tradisional, perpustakaan adalah sebuah koleksi buku dan majalah. Walaupun dapat diartikan sebagai koleksi pribadi perseorangan, namun perpustakaan lebih umum dikenal sebagai sebuah koleksi besar yang dibayai dan dioperasikan oleh sebuah kota atau institusi, serta dimanfaatkan oleh masyarakat yang rata-rata tidak mampu membeli sekian banyak buku atas biaya sendiri.
Fungsi utama dari perpustakaan sekolah adalah menyediakan sumber informasi kepada pemustaka di lingkungan sekolah, baik informasi dalam bentuk cetak maupun non cetak.
Modernisasi dalam ilmu sosial merujuk pada sebuah bentuk transformasi dari keadaan yang kurang maju atau kurang berkembang ke arah yang lebih baik dengan harapan akan tercapai kehidupan masyarakat yang lebih maju, berkembang, dan makmur.
Modernisasi sangat berpengaruh dalam kehidupan. Terutama pendidikan dengan elemennya yang paling penting yakni pelajar. Dengan dipengaruhi oleh modernisasi, minat baca siswa SMPN 1 Kuta Selatan mulai menurun setiap tahunnya. Sekarang para pelajar lebih suka bermain game online dan lebih sering membuang-buang waktu untuk hal-hal tidak berguna, serta banyak remaja yang melakukan tidakan anarkis dan juga tindakan yang berbau criminal. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh modernisasi.
Keunggulan utama pada perpustakaan dan toko buku yang tak dimiliki oleh Internet, yaitu sebagai tempat terjadinya pertukaran ide, gagasan, informasi, ataupun pengetahuan secara tatap muka. Sehingga di masa mendatang, bisa saja anak-anak tetap mencintai buku, tetapi sudah dalam bentuk digital, apakah itu informasi yang diunduh atau diakses dar Internet langsung, dari toko buku atapun perpustakaan.



BAB V
PENUTUP

5.1.      Kesimpulan
5.1.1.   Bahwa modernisasi sangat berpengaruh terhadap minat baca siswa di perpustakaan SMPN 1 Kuta Selatan.
5.1.2.   Bahwa setiap tahunnya minat baca siswa di perpustakaan SMPN 1 Kuta Selatan sangat kurang.

5.2.      Saran-Saran
5.2.1.   Bagi Khalayak Umum
Ø  Dengan adanya modernisasi hendaknya masyarakat lebih memperhatikan keadaan pendidikan disekitarnya. Seharusnya masyarakat tidak menjadikan modernisasi sebagai penghalang untuk lebih banyak lagi membaca, namun harusnya menjadikan modernisasi sebagai sarana pendukung untuk meningkatkan minat baca, seperti contohnya dengan e-book yang dapat membuat kegiatan membaca lebih mengasyikan.
5.2.2.   Bagi Pemerintah
Ø  Hendaknya pemerintah lebih memperhatikan keadaan pendidikan di Indonesia. Sebaiknya pemerintah turut berpartisipasi dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Misalnya dengan mendirikan perpustakaan di daerah-daerah yang terbelakang.

CURRICULUM VITAE

Nama : Putu Vidya Pradnya Paramita

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, tanggal lahir : Denpasar, 26 Pebruari 2000

Alamat : Jl. Pemelisan Agung, Gg. Menega Jati, no 16, Jimbaran, Kuta

               Selatan, Badung, Bali.

Telepon : 082236612280
Wikipedia. 2013. Pengertian Perpustakaan. Indonesia:Wikipedia.

Wikipedia. 2013. Pengertian Modernisasi. Indonesia:Wikipedia.

Warintek. 2008. Pengertian, Peran dan Fungsi Perpustakaan. Indonesia:Wordpress.

Kristina, Hana. 2014. Dampak Globalisasi dalam Dunia Pendidikan. Indonesia:Wordpress.

Repository. 2014. Pengertian Perpustakaan. Indonesia:Bitstream.

Narsa, Ketut. 2014. Penilaian SMPN 1 Kuta Selatan. Indonesia:smp1kutaselatan.sch.id.

Abdulrahman, Inmelda. 2014. Pengaruh Globalisasi & Modernisasi di Aspek Pendidikan. Indonesia:Prezi.