PENGARUH MODERNISASI TERHADAP MINAT
BACA SISWA DI PERPUSTAKAAN SMPN 1 KUTA SELATAN
OLEH
:
PUTU
VIDYA PRADNYA PARAMITA
KELAS
IX.1
NO.
30
SMPN
1 KUTA SELATAN
Jl.
Wanagiri, Jimbaran, Kuta Selatan, Badung, Bali
Telepon
(0361) 701636
2015
KATA PENGANTAR
“Om
Swastyastu”.
Atas Asung Kerta Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa,
maka penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “PENGARUH MODERNISASI TERHADAP MINAT BACA SISWA DI PERPUSTAKAAN SMPN 1
KUTA SELATAN”.
Dalam kesempatan ini,
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1.
NI WAYAN SURATMI, selaku guru Bahasa
Indonesia di SMPN 1Kuta Selatan.
Yang telah memberikan
bimbingan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan karya tulis ini.
Banyak sekali hambatan yang penulis hadapi untuk
menyelesaikan karya tulis ini. Berkat bimbingan guru pembimbing serta dukungan
keluarga dan teman-teman, penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan oleh waktu. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kemajuan
kedepannya. Bila terdapat hal-hal yang kurang berkenan tentang isi permasalahan
dalam karya tulis ini, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
“Om
Santih Santih Santih Om”.
Kuta
Selatan, Januari 2015
Penulis
ABSTRAKSI
Judul : “PENGARUH MODERNISASI TERHADAP MINAT BACA
SISWA
DI PERPUSTAKAAN SMPN 1 KUTA SELATAN”.
Nama : PUTU VIDYA PRADNYA PARAMITA
Dalam
arti tradisional, perpustakaan adalah sebuah koleksi buku dan majalah. Walaupun
dapat diartikan sebagai koleksi pribadi perseorangan, namun perpustakaan lebih
umum dikenal sebagai sebuah koleksi besar yang dibayai dan dioperasikan oleh
sebuah kota atau institusi, serta dimanfaatkan oleh masyarakat yang rata-rata
tidak mampu membeli sekian banyak buku atas biaya sendiri.
Perpustakaan
adalah salah satu media belajar bagi siswa. Perpustakaan sering disebut sebagai
gudang ilmu. Itu tidak salah, karena, di perpustakaan kita bisa memperoleh
banyak informasi dari buku-buku yang ada disana. Tetapi dengan koleksi dan
penemuan media baru selain untuk menyimpan informasi dalam bentuk buku, banyak
perpustakaan kini juga merupakan tempat penyimpanan dan/atau akses ke map,
cetak atau hasil seni lainnya, microfilm, microfiche, tape audio, CD, LP, tape
video, dan DVD. Selain itu, perpustakaan juga menyediakan fasilitas umum untuk
mengakses gudang data CD-ROM dan internet.
Perpustakaan
juga dapat diartikan sebagai kumpulan informasi yang bersifat ilmu pengetahuan,
hiburan, rekreasi, dan ibadah yang merupakan kebutuhan hakiki manusia. Oleh
karena itu, perpustakaan modern telah disefinisikan kembali sebagai tempat
untuk mengakses informasi dalam format apapun, apakah informasi itu disimoan
dalam gedung perpustakaan tersebut atau tidak. Dalam perpustakaan modern ini
selain kumpulan buku tercetak, sebagian buku dan koleksinya ada dalam
perpustakaan digital (dalam bentuk data yang bisa diakses lewat jaringan
computer).
Permasalahan
yang penulis kaji adalah : Pertama, apakah modernisasi berpengaruh terhadap
minat baca siswa di perpustakaan SMPN 1 Kuta Selatan? Kedua, apakah setiap
tahunnya minat baca siswa di perpustakaan SMPN 1 Kuta Selatan meningkat?
Kesimpulan
dari penelitian ini adalah : Pertama, bahwa modernisasi sangat berpengaruh
terhadap minat baca siswa di perpustakaan SMPN 1 Kuta Selatan. Kedua, bahwa
setiap tahunnya minat baca siswa di perpustakaan SMPN 1 Kuta Selatan selalu
berkurang.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seiring
dengan berkembangnya zaman modernisasi ,ilmu pengetahuan dan teknologi juga
mengalami perkembangan yang pesat terutama di era globalisasi ini.Untuk itu
perlu adanya upaya untuk meningkatkan mutu atau kualitas sumber daya manusia
untuk dapat bersaing di era globalisasi ini.Salah satu upaya ynga dapat kita
lakukan yaitu dengan memenuhi sarana dan prasarana untuk menunjang proses
pembelajaran di Sekolah,yaitu dengan mendirikan perpustakaan Sekolah.
Pada
zaman global sekarang, pendidikan merupakan sesuatu yang penting. Karena
pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan sekarang
telah menjadi kebutuhan pokok yang harus dimiliki setiap orang agar bisa
menjawab tantangan kehidupan.Untuk memperoleh pendidikan, banyak cara yang
dapat kita capai. Diantaranya melalui perpustakaan. Karena di perpustakaan
berbagai sumber informasi bisa kita peroleh, selain itu banyak juga manfaat
lain yang dapat kita peroleh melalui perpustakaan.
Perpustakaan
bertugas melayani masyarakat/siswa pengguna jasa perpustakaan yang membutuhkan
suatu informasi mengenai ilmu pengetahuan ataupun hal-hal yang dibutuhkan oleh
pengguna. Perpustakaan merupakan upaya untuk memelihara dan meningkatkan
efisiensi dan efektifitas proses belajar-mengajar. Perpustakaan yang
terorganisasi secara baik dan sistematis, secara langsung atau pun tidak
langsung dapat memberikan kemudahan bagi proses belajar mengajar di sekolah
tempat perpustakaan tersebut berada. Hal ini, terkait dengan kemajuan bidang
pendidikan dan dengan adanya perbaikan metode belajar-mengajar yang dirasakan
tidak bisa dipisahkan dari masalah penyediaan fasilitas dan sarana pendidikan.
Perpustakaan
di SMPN 1 Kuta Selatan memiliki banyak koleksi buku pelajaran, novel, dan
berbagai cerita rakyat. Namun, minat siswa untuk mengunjungi perpustakaan
sangatlah minim. Padahal pepustakaan sebenarnya memiliki banyak manfaat untuk
kita. Seiring dengan perkembangan modernisasi, minat baca siswa di SMPN 1Kuta
Selatan tiap tahunnya semakin berkurang.
Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi dan bisa menghambat masyarakat untuk
mencintai dan menyenangi buku sebagai sumber informasi layaknya membaca koran
dan majalah, yaitu:
·
Sistem pembelajaran di Indonesia belum
membuat siswa/mahasiswa harus membaca buku lebih banyak dari apa yang diajarkan
dan mencari informasi atau pengetahuan lebih dari apa yang diajarkan di kelas.
·
Banyaknya hiburan TV dan permainan di
rumah atau di luar rumah yang membuat perhatian anak atau orang dewasa untuk
menjauhi buku.
·
Banyaknya tempat-tempat hiburan seperti
taman rekreasi, supermarket dll.
·
Budaya baca masih belum diwariskan oleh
nenek moyang kita, hal ini terlihat dari kebiasaan Ibu-Ibu yang sering
mendongeng kepada putra-putrinya sebelum anaknya tidur dan ini hanya
diaplikasikan secara verbal atau lisan saja dan tidak dibiasakan mencapai
pengetahuan melalui bacaan.
·
Para ibu disibukan dengan berbagai
kegiatan di rumah/di kantor serta membantu mencari tambahan nafkah untuk
keluarga, sehingga waktu untuk membaca sangat minim.
·
Buku dirasakan oleh masyarakat umum
sangat mahal dan begitu juga jumlah perpustakaan masih sedikit dibanding dengan
jumlah penduduk yang ada dan kadang-kadang letaknya jauh.
·
Adanya pengaruh modernisasi yang
menyebabkan kurangnya minat baca bagi pelajar.
Makin
banyak wawasan-wawasan bacaan di Internet, namun apakah ini berarti buku-buku
di perpustakaan, toko buku, dan sebagainya akan terancam keberadaannya? Apakah
anak masa depan lebih suka baca di Internet ketimbang sebuah buku?
Berdasarkan uraian singkat tersebut,
penulis mengangkat karya tulis yang berjudul “PENGARUH MODERNISASI TERHADAP MINAT BACA SISWA DI PERPUSTAKAAN SMPN 1 KUTA
SELATAN”.
2.1.
Rumusan Masalah
Adapun
masalah yang penulis angkat ialah :
1.2.1. Apakah
modernisasi berpengaruh terhadap minat baca siswa di perpustakaan SMPN 1 Kuta
Selatan?
1.2.2. Bagaimana
minat baca siswa di perpustakaan SMPN 1 Kuta Selatan?
3.1. Tujuan Penelitian
1.3.1. Mengetahui
bagaimana pengaruh modernisasi terhadap minat baca siswa di perpustakaan SMPN 1
Kuta Selatan.
1.3.2. Mengetahui
minat baca siswa di SMPN 1 Kuta Selatan setiap tahunnya.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi
Khalayak Umum
Ø Mengetahui
informasi tentang perpustakaan dan pengaruh modernisasi terhadap minat baca
siswa.
1.4.2. Bagi Pembaca
Ø Menambah
wawasan tentang peran perpustakaan sebagai salah satu media pembelajaran yang
efektif.
1.4.3. Bagi Penulis
Ø Menambah
pengalaman menulis.
Ø Penelitian
ini dapat dijadikan acuan untuk penelitian berikutnya.
Ø Menambah
wawasan penulis tentang modernisasi dan perpustakaan.
BAB II
LANDASAN TEORI
3.1. Pengertian Perpustakaan
Sebelum
penulis menerangkan lebih lanjut tentang pengertian perpustakaan secara khusus
penulis akan terangkan sedikit pandangan tentang perpustakaan secara umum.
Dalam Undang Undang No.43 Bab I Pasal I “Perpustakaan adalah institusi
pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan atau karya rekam secara
professional dengan sisitem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan,
penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi para pemustaka”.
Dalam
arti tradisional, perpustakaan adalah sebuah koleksi buku dan majalah. Walaupun
dapat diartikan sebagai koleksi pribadi perseorangan, namun perpustakaan lebih
umum dikenal sebagai sebuah koleksi besar yang dibayai dan dioperasikan oleh
sebuah kota atau institusi, serta dimanfaatkan oleh masyarakat yang rata-rata
tidak mampu membeli sekian banyak buku atas biaya sendiri.
Perpustakaan
adalah salah satu media belajar bagi siswa. Perpustakaan sering disebut sebagai
gudang ilmu. Itu tidak salah, karena, di perpustakaan kita bisa memperoleh
banyak informasi dari buku-buku yang ada disana. Tetapi dengan koleksi dan penemuan
media baru selain untuk menyimpan informasi dalam bentuk buku, banyak
perpustakaan kini juga merupakan tempat penyimpanan dan/atau akses ke map,
cetak atau hasil seni lainnya, microfilm, microfiche, tape audio, CD, LP, tape
video, dan DVD. Selain itu, perpustakaan juga menyediakan fasilitas umum untuk
mengakses gudang data CD-ROM dan internet.
Perpustakaan
juga dapat diartikan sebagai kumpulan informasi yang bersifat ilmu pengetahuan,
hiburan, rekreasi, dan ibadah yang merupakan kebutuhan hakiki manusia. Oleh
karena itu, perpustakaan modern telah disefinisikan kembali sebagai tempat
untuk mengakses informasi dalam format apapun, apakah informasi itu disimoan
dalam gedung perpustakaan tersebut atau tidak. Dalam perpustakaan modern ini
selain kumpulan buku tercetak, sebagian buku dan koleksinya ada dalam
perpustakaan digital (dalam bentuk data yang bisa diakses lewat jaringan
computer).
3.2. Pengertian Pendidikan
Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
3.3. Perpustakaan dan Pendidikan
Perpustakaan
sekolah berhubungan erat dengan pendidikan karena perpustakaan merupakan salah
satu sarana untuk menunjang kegiatan pendidikan dan membantu sekolah dalam
mencapai visi dan misinya. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sumber
informasi dan ilmu pengetahuan yang akan selalu berkembang seiring perkembangan
jaman. Keberadaan perpustakaan sekolah pun menjadi salah satu syarat agar suatu
sekolah untuk bisa mendapatkan akreditasi. Penyelenggaran atau pendirian
perpustakaan di setiap sekolah memiliki landasan hukum yang diatur dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 35 dan 45 (1),
serta Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan. Adanya undang-undang mengenai perpustakaan sekolah ini merupakan
salah satu kebijakan pemerintah untuk memajukan sektor pendidikan di Indonesia.
Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana penunjang kegiatan pendidikan
yang wajib dimiliki oleh satuan pendidikan, hal ini telah diatur dalam Permendiknas
nomor 24 tahun 2007.
3.4. Fungsi Perpustakaan Sekolah
Fungsi
utama dari perpustakaan sekolah adalah menyediakan sumber informasi kepada
pemustaka di lingkungan sekolah, baik informasi dalam bentuk cetak maupun non
cetak. Perpustakaan sekolah juga berfungsi sebagai pusat kegiatan belajar
siswa. Di perpustakaan, pemustaka, terutama para siswa, bisa belajar banyak hal
baru yang mungkin belum mereka ketahui melalui koleksi-koleksi misalnya melalui
ensiklopedi, buku cerita, koran, dll yang telah disediakan oleh perpustakaan
sekolah. Selain itu perpustakaan juga mendidik siswa agar lebih mandiri dengan
menuntut siswa untuk bisa mengakses informasi yang dibutuhkan melalui katalog
maupun internet. Dalam pengembangan koleksi perpustakaan, perpustakaan sekolah
menyesuaikan koleksi-koleksinya dengan kurikulum pendidikan yang berlaku secara
nasional misalnya saja buku ajar atau buku paket sesuai dengan kurikulum yang
diberlakukan pemerintah.
Fungsi
perpustakaan sekolah berikutnya adalah sebagai pusat penelitian sederhana.
Perpustakaan memungkinkan para siswa untuk mengembangkan kreativitas serta
imajinasinya melalui penelitian-penelitian secara sederhana. Perpustakaan
sekolah juga bisa digunakan sebagai tempat rekreasi untuk mengisi waktu luang
atau sebagai hiburan dengan memanfaatkan buku-buku fiksi, dongeng, majalah, dan
buku lain yang sifatnya menghibur. Meningkatnya minat baca pemustaka juga
merupakan salah satu fungsi dengan adanya perpustakaan sekolah ini.
Tujuan
perpustakaan adalah untuk membantu masyarakat dalam segala umur dengan
memberikan kesempatan dengan dorongan melelui jasa pelayanan perpustakaan agar
mereka:
- Dapat mendidik dirinya sendiri
secara berkesimbungan
- Dapat tanggap dalam kemajuan pada
berbagai lapangan ilmu pengetahuan,
kehidupan sosial dan politik
- Dapat memelihara kemerdekaan
berfikir yang konstruktif untuk menjadi anggota keluarga dan masyarakat
yang lebih baik
- Dapat mengembangkan kemampuan
berfikir kreatif, membina rohani dan dapat menggunakan kemempuannya untuk
dapat menghargai hasil seni dan budaya manusia
- Dapat meningkatkan tarap kehidupan
sehari-hari dan lapangan pekerjaannya
- Dapat menjadi warga negara yang
baik dan dapat berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan nasional dan
dalam membina saling pengertian antar bangsa
·
Dapat menggunakan waktu senggang dengan
baik yang bermanfaat bagi kehidupan pribadi dan sosial.
3.5. Sejarah Perpustakaan Indonesia
Perpustakaan
merupakan perantara masyarakat. oleh karena itu, perkembangan perpustakaan
tidak dapat dilepaskan dari perkembangan masyarakat. Perkembangan masyarakat tercermin
dalam sejarah masyarakat, kadang-kadang dalam sejarah negara. Dengan
demikian,sejarah perpustakaan di Indonesia tidak terlepas dari sejarah
Indonesia. Sejarah Indonesia dapat
dibagi menjadi beberapa periode berikut :
Pada
pembagian di atas, tahun 1950 merupakan awal ancangan karena pada waktu itu
pemerintah RI mulai
menyebarkan perpustakaan, khususnya perpustakaan umum dengan nama taman
perpustakaan rakjat ke seluruh indonesia. Perkembangan perpustakaan umum yang
mula.mula menggembirakan itu akhirnya berakhir tragis dengan runtuhnya berbagai
taman pustaka rakjat yang didirikan pada tahun 1950-an. Tonggak kebangkitan
dimulai pada tahun 1969, dengan pembangunan lima tahun (pelita) pertama. Saat
itu, kegiatan perpustakaan tercakup di dalam rencana pembangunan hingga
sekarang.
3.6. Perpustakaan Sekolah Sebagai Jantung Pendidikan
Perpustakaan
sekolah memiliki kontribusi yang besar dalam bidang pendidikan melalui berbagai
visi, misi serta fungsinya. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana
penting bagi pendidikan karena perannya yang tidak bisa terlepas dari proses
kegiatan belajar di sekolah. Perpustakaan sekolah memegang andil besar dalam
mendidik siswa untuk lebih mandiri, berpikir kritis, serta menumbuhkan minat
baca pemustaka. Ibarat manusia, pendidikan adalah tubuhnya sedangkan
perpustakaan adalah jantungnya. Manusia tak bisa hidup tanpa jantung, begitu
juga dengan pendidikan tanpa perpustakaan. Apabila perpustakaan sekolah
menjalankan fungsinya dengan baik maka akan proses dan kegiatan pendidikan yang
ada di sekolah tersebut akan berkembang dengan baik. Begitu pula sebaliknya,
apabila perpustakaan sekolah tidak berfungsi dengan baik maka kegiatan
pendidikan juga tidak akan berjalan dengan baik.
3.8. Pengertian Modernisasi
Pada dasarnya setiap masyarakat
menginginkan perubahan dari keadaan tertentu ke arah yang lebih baik dengan
harapan akan tercapai kehidupan yang lebih maju dan makmur. Keinginan akan
adanya perubahan itu adalah awal dari suatu proses modernisasi.
Pada
dasarnya modernisasi mencakup suatu transformasi total dari kehidupan bersama
yang tradisional atau pra modern dalam arti teknologi serta organisasi sosial,
ke arah pola ekonomi dan politis yang menandai negara-negara Barat yang stabil.
Dengan kata lain, modernisasi adalah suatu bentuk perubahan sosial yang
biasanya merupakan perubahan yang terarah yang didasarkan pada suatu perencanaan.
Modernisasi
dalam ilmu sosial merujuk pada sebuah bentuk transformasi dari keadaan yang
kurang maju atau kurang berkembang ke arah yang lebih baik dengan harapan akan
tercapai kehidupan masyarakat yang lebih maju, berkembang, dan makmur.
Diungkapkan pula modernisasi
merupakan hasil dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus
berkembang sekarang ini. Tingkat teknologi dalam membangun modernisasi
betul-betul dirasakan dan dinikmati oleh semua lapisan masyarakat, dari kota
metropolitan sampai ke desa-desa terpencil.
Wilbert E Moore yang menyebutkan
modernisasi adalah suatu transformasi total kehidupan bersama yang tradisional
atau pra modern dalam arti teknologi serta organisasi sosial ke arah pola-pola
ekonomis dan politis yang menjadi ciri Negara barat yang stabil. Sementara
menurut J W School, modernisasi adalah suatu transformasi, suatu perubahan
masyarakat dalam segala aspek-aspeknya.
Menurut
Koentjaraningrat, modernisasi adalah usaha untuk hidup sesuai dengan zaman dan
konstelasi dunia sekarang. Untuk orang Indonesia, hal ini berarti mengubah
berbagai sifat dalam mentalitas yang tidak cocok dengan kehidupan sekarang.
Atau dapat didefinisikan dalam makna yang lain, yaitu sebagai proses pergeseran
sikap dan mentalitas warga masyarakat untuk bisa hidup sesuai dengan tuntutan
zaman.
Modernisasi
merupakan suatu proses perubahan masyarakat dari tradisional menjadi modern.
Proses tersebut mengharuskan adanya penyesuaian sikap untuk mengharuskan adanya
penyesuaian sikap untuk meninggalkan cara-cara terdahulu yang tidak sesuai
dengan keadaan sekarang, sekaligus menerima hal-hal yang bermanfaat bagi
kehidupan sekarang.
3.9. Definisi Modernisasi Pendidikan
Berdasarkan
pengertian modernisasi dan pengertian pendidikan, maka definisi dari
modernisasi pendidikan adalah suatu proses perubahan dalam usaha mewujudkan
kegiatan belajar mengajar dalam rangka mengembangkan potensi peserta didik agar
memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, dan keterampilan yang diperlukan dari cara yang tradisional menuju ke
cara yang lebih modern.
3.10. Syarat dan Karakteristik Modernisasi
3.10.1. Syarat Modernisasi
Modernisasi
dapat terwujud melalui beberapa syarat, di antaranya adalah sebagai berikut:
v Cara
berpikir ilmiah terpola dan terlembaga dalam pemerintah maupun masyarakat.
v Sistem
administrasi negara yang baik.
v Adanya
sistem pengumpulan data yang baik dan teratur, serta terpusat pada suatu
lembaga tertentu.
v Penciptaan
iklim yang baik dan teratur sesuai dengan kehendak masyarakat terhadap
modernisasi dengan penggunaan alat-alat komunikasi massa.
v Tingkat
organisasi yang tinggi.
v Sentralisasi
wewenang dalam pelaksanaan social planning.
3.10.2. Karakteristik Modernisasi
Peter
L. Berger mencatat adanya beberapa karakteristik modernisasi, di antaranya
adalah sebagai berikut.
1. Modernisasi
telah merusak ikatan solidaritas sosial yang melekat dalam kehidupan masyarakat
tradisional. Kebersamaan dan hidup dalam sepenanggungan berangsur-angsur
menipis, dan digantikan oleh kompetisi dalam memenuhi keragaman kebutuhan
hidup.
2. Terjadi
ekspansi pilihan personal. Modernisasi telah mengubah kehidupan masyarakat
tradisional yang semula dibingkai oleh kekuatan di luar kontrol manusia menjadi
diwarnai oleh proses individualisasi. Hal itu antara lain ditandai oleh
keyakinan bahwa manusia mempunyai kebebasan memilih sesuai dengan selera yang
dikehendaki.
3. Terjadi
peningkatan keragaman keyakinan. Keterbukaan yang tumbuh dan berkembang
bersamaan dengan proses modernisasi membuka peluang terjadinya rekonstruksi
nilai dan norma yang telah mapan.
4. Terjadi
orientasi ke depan dan kesadaran atas waktu. Modernisasi telah menggeser
kehidupan masyarakat tradisional yang semula ditandai orientasi kini dan di
sini (a posteriori), menjadi lebih berorientasi ke depan (a priori).
3.11. Gejala Modernisasi
Gejala
modernisasi pada masyarakat Indonesia tampak dari berbagai bidang kehidupan
yang semakin berkembang pesat, di antaranya adalah sebagai berikut:
v Bidang
politik dan ideologi (demokrasi), seperti pelaksanaan pemilihan presiden dan
wakil presiden secara langsung oleh rakyat tanpa melalui perwakilan.
v Bidang
ekonomi, seperti adanya pengembangan perbankan sebagai sistem perekonomian dan
juga indutrialisasi sebaga basis mata pencaharian masyarakat.
v Bidang
agama dan kepercayaan.
v Bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti adanya sistem pendidikan yang berbasis
pada teknologi, informasi, dan komunikasi, serta semakin tertinggalnya budaya
membaca buku.
3.12. Hubungan Perpustakaan dengan Internet
Teknologi
informasi (TI) saat ini telah menyebar hampir di semua bidang, tidak terkecuali
di perpustakaan. Dalam masyarakat maju, pengetahuan merupakan sumber daya
primer untuk individu dan public. Sebagai akibatnya, seseorang harus selektif
tentang jenis data dan informasi yang diproses. Data dan informasi tersebut
harus relevan, dan akurat sehingga dapat terhindar dari memperoleh harta karun
longsoran informasi yang tidak penting.
Penerapan
teknologi informasi di perpustakaan saat ini sudah menjadi ukuran untuk
mengetahui tingkat kemajuan dari perpustakaan tersebut, bukan lagi pada
besarnya gedung, banyaknya rak, atau berjubel penggunanya. Penerapan teknologi
informasi di perpustakaan merupakan wujud dari suatu perubahan layanan.
Perubahan ini mendorong perpustakaan untuk melakukan modernisasi layanan dan
menerapkan TI dalam aktivitasnya keseharian.
Penggunaan
TI dalam dunia pendidikan :
v Beralihnya
media kegiatan belajar mengajar dari buku dan papan tulis menjadi laptop dan
proyektor
v Internet
dapat mempermudah kegiatan pembelajaran, namun informasi apapun dapat diakses
dari internet, sehingga memungkinkan pengaruh-pengaruh yang merusak untuk
masuk.
v Berbagai
peralatan, informasi, dan metode belajar telah membuat peranan pengetahuan
murni pengajar menjadi banyak berkurang, sehingga berdampak pada penurunan
kualitas pengajaran.
v Anggaran
untuk melakukan modernisasi pendidikan yang kurang mengakibatkan modernisasi
pendidikan tidak merata. Di perkotaan kualitas pendidikannya baik, sedangkan di
pedalaman kualitas pendidikannya masih jauh dari harapan.
v Biaya
pendidikan di beberapa sekolah dan perguruan tinggi menjadi mahal karena
tuntutan untuk modernisasi pendidikan yang terkadang tidak sebanding dengan
subsidi yang dikeluarkan pemerintah, sehingga muncul kebijakan untuk
memandirikan perguruan tinggi dengan mengizinkan perguruan tinggi memungut
biaya yang mahal dari peserta didik yang mampu.
3.13. Pengaruh Modernisasi Terhadap Minat Baca Siswa di SMPN 1 Kuta
Selatan
Seiring dengan berkembangnya zaman ,ilmu pengetahuan dan
teknolagi juga mengalami perkembangan yang pesat terutaam di era globalisasi
ini.Untuk itu perlu adanya upaya untuk meningkatkan mutu atau kualitas
sumberdaya manusia untuk dapat bersaing di era globalisasi ini.Salah satu upaya
ynga dapat kita lakukan yaitu dengan memenuhi sarana dan prasarana untuk
menunjang proses pembelajaran di Sekolah,yaitu dengan mendirikan perpustakaan
Sekolah.
Dalam dunia pendidikan saat ini ukuran
keberhasilan siswa dalam belajar dapat dilihat dari seberapa tinggi prestasi
yang diraih siswa dalam belajar. Untuk meningkatkan prestasi siswa bisa
dipengaruhi oleh minat baca yang tinggi oleh siswa dan dengan memanfaatkan
perpustakaan secara optimal, dari sini maka prestasi belajar siswa akan
meningkat. dari pembahasan tersebut, maka penelitian ini meneliti tentang
pengaruh pemanfaatan perpustakaan sekolah dan minat baca terhadap prestasi.
Modernisasi sangat berpengaruh dalam
kehidupan. Terutama pendidikan dengan elemennya yang paling penting yakni
pelajar. Dengan dipengaruhi oleh modernisasi, minat baca siswa SMPN 1 Kuta
Selatan mulai menurun setiap tahunnya. Sekarang para pelajar lebih suka bermain
game online dan lebih sering
membuang-buang waktu untuk hal-hal tidak berguna, serta banyak remaja yang
melakukan tidakan anarkis dan juga tindakan yang berbau criminal. Hal tersebut
sangat dipengaruhi oleh modernisasi.
Di era modernisasi seperti sekarang
ini, kita seakan dimanjakan oleh teknologi yang semakin canggih. Meskipun kita
mendapat kemudahan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari kita, namun justru
teknologi itu membawa dampak buruk bagi kita. Contohnya, kita mendapat banyak
informasi dari internet, namun itu justru membuat minat siswa mengunjungi
perpustakaan menurun. Para pelajar menggunakan media internet untuk membuat
pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru-guru. Sebenarnya itu tidak buruk,
namun itu sebenarnya membawa siswa menuju sifat “malas”. Para siswa hanya
tinggal meng-copy-paste dari internet
tanpa perlu membaca dan membuktikan kebenran dari informasi yang didapat dari
intenet. Hal ini menimbulkan menurunnya kualitas pendidikan Indonesia. Lain hal
nya jika siswa pergi keperpustakaan untuk mencari jawaban atas pekerjaan
rumahnya. Mereka bisa membaca buku dan otomatis mereka mendapat informasi lebih
banyak dari buku ketimbang hanya meng-copy-paste
saja dari internet.
Perpustakan
disekolah menengah pertama khususnya, akhir-akhir ini sering dihantui masalah
sepinya pengunjung. Ada anggapan bahwa perpustakaan kuno secara pasti akan
ditinggalkan oleh pengunjung. Maka dari itu, pihak sekolah mencoba semua jenis
inovasi dengan menambahkan fasilitas ini itu agar siswa tetap selalu
mengunjungi perpustakaan. Pengunjung memang semakin bertambah setelah
ditambahkan fasilitas, tapi masalahnya motivasi siswa yang mengunjunginya pun
semakin beragam.
Buku
yang sudah menumpuk semakin tidak jelas nasibnya, siswa hanya menggunakan buku
tersebut hanya untuk tameng saja ketika guru mengunjungi perpustakaan. Banyak
siswa yang memanfaatkan perpustakaan untak kegiatan-kegiatan lain selain
membaca.
Sudah
benar keinginan guru untuk menaikkan trafik pengunjung perpustakaan dengan
menambahkan fasiltas ini itu. Tapi saya tekankan dengan begitu tidak akan dapat
mengembalikan fungsi perpustakaan seutuhnya. Dapat disurvei jumlah siswa yang
benar real keperpustakaan untuk membaca dan siswa yang memiliki motivasi lain.
Setelah itu liat hasilnya. Dengan melihat realitanya saja kita dapat mengambil
kesimpulan jikalau perpustakaan sekolah hanya dikunjungi siswa yang real untuk
membaca dan meminjam buku hanya segelintir orang saja.
2.14. Keunggulan Perpustakaan Dibandingkan dengan Internet
Dengan
makin banyaknya konten, wawasan ataupun bacaan di Internet, tidak akan serta
merta mengancam peran dari perpustakaan dan toko buku, termasuk keberadaan
produk buku-buku di dalamnya.
Memang
tak dapat dipungkiri, bahwa konten pengetahuan yang ada di Internet sangat
berlimpah luar biasa, sangat tidak bisa dibandingkan dengan konten yang ada di
dalam bangunan fisik seperti perpustakaan atau toko buku.
Tetapi
ada keunggulan utama pada perpustakaan dan toko buku yang tak dimiliki oleh
Internet, yaitu sebagai tempat terjadinya pertukaran ide, gagasan, informasi,
ataupun pengetahuan secara tatap muka. Biar bagaimanapun, diskusi secara tatap
muka, yang menggabungkan komunikasi verbal maupun non-verbal, akan lebih
'berisi' ketimbang diskusi melalui komputer atau Internet.
Di
banyak negara, perpustakaan dan toko buku mulai memahami perannya sebagai pusat
pertukaran pengetahuan secara tatap muka tersebut. Sehingga banyak perpustakaan
dan toko buku kini yang tak sekedar berisi rak, buku dan mesin kasir, tetapi
sudah dilengkapi dengan sofa dan meja yang nyaman untuk membaca ataupun berdiskusi,
hotspot/wifi hingga cafe didalamnya.
Dan
buku yang ditawarkan, tidak lagi buku dalam bentuk fisik. Mereka bahkan sudah
menjual atau meminjamkan buku dalam bentuk digital, untuk dibaca melalui gadget
pelanggan mereka masing-masing. Ini sekaligus menandakan bahwa yang terpenting
dari sebuah buku adalah isi ataupun pengetahuannya, bukan bentuk fisiknya.
Sehingga
di masa mendatang, bisa saja anak-anak tetap mencintai buku, tetapi sudah dalam
bentuk digital, apakah itu informasi yang diunduh atau diakses dar Internet
langsung, dari toko buku atapun perpustakaan.
BAB III
METODE PENULISAN
3.1. Waktu dan Tempat
3.1.1. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan
Januari – Pebruari 2015.
3.1.2. Penulis
melakukan penelitian di Perpustakaan SMPN 1 Kuta Selatan dan di rumah penulis
sendiri.
3.2. Jenis Data
Jenis
data yang penulis gunakan dalam karya tulis ini adalah :
Ø Data
kualitatif, yang berasal dari tinjauan pustaka yang relevan serta dari jejaring
social.
3.3. Pengolahan Data
·
Observasi
Penulis melakukan pengamatan di
perpustakaan SMPN 1 Kuta Selatan.
3.4. Jenis Data
Ø Data
primer, penulis melakukan observasi langsung di perpustakaan SMPN 1 Kuta
Selatan.
Ø Data
sekunder, yang berasal dari tinjauan pustaka yang relevan serta dari jejaring
social.
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam
arti tradisional, perpustakaan adalah sebuah koleksi buku dan majalah. Walaupun
dapat diartikan sebagai koleksi pribadi perseorangan, namun perpustakaan lebih
umum dikenal sebagai sebuah koleksi besar yang dibayai dan dioperasikan oleh
sebuah kota atau institusi, serta dimanfaatkan oleh masyarakat yang rata-rata
tidak mampu membeli sekian banyak buku atas biaya sendiri.
Fungsi
utama dari perpustakaan sekolah adalah menyediakan sumber informasi kepada
pemustaka di lingkungan sekolah, baik informasi dalam bentuk cetak maupun non
cetak.
Modernisasi
dalam ilmu sosial merujuk pada sebuah bentuk transformasi dari keadaan yang
kurang maju atau kurang berkembang ke arah yang lebih baik dengan harapan akan
tercapai kehidupan masyarakat yang lebih maju, berkembang, dan makmur.
Modernisasi
sangat berpengaruh dalam kehidupan. Terutama pendidikan dengan elemennya yang
paling penting yakni pelajar. Dengan dipengaruhi oleh modernisasi, minat baca
siswa SMPN 1 Kuta Selatan mulai menurun setiap tahunnya. Sekarang para pelajar
lebih suka bermain game online dan
lebih sering membuang-buang waktu untuk hal-hal tidak berguna, serta banyak
remaja yang melakukan tidakan anarkis dan juga tindakan yang berbau criminal.
Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh modernisasi.
Keunggulan
utama pada perpustakaan dan toko buku yang tak dimiliki oleh Internet, yaitu
sebagai tempat terjadinya pertukaran ide, gagasan, informasi, ataupun
pengetahuan secara tatap muka. Sehingga di masa mendatang, bisa saja anak-anak
tetap mencintai buku, tetapi sudah dalam bentuk digital, apakah itu informasi
yang diunduh atau diakses dar Internet langsung, dari toko buku atapun
perpustakaan.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.1.1. Bahwa
modernisasi sangat berpengaruh terhadap minat baca siswa di perpustakaan SMPN 1
Kuta Selatan.
5.1.2. Bahwa
setiap tahunnya minat baca siswa di perpustakaan SMPN 1 Kuta Selatan sangat
kurang.
5.2. Saran-Saran
5.2.1. Bagi Khalayak Umum
Ø Dengan
adanya modernisasi hendaknya masyarakat lebih memperhatikan keadaan pendidikan
disekitarnya. Seharusnya masyarakat tidak menjadikan modernisasi sebagai
penghalang untuk lebih banyak lagi membaca, namun harusnya menjadikan
modernisasi sebagai sarana pendukung untuk meningkatkan minat baca, seperti
contohnya dengan e-book yang dapat
membuat kegiatan membaca lebih mengasyikan.
5.2.2. Bagi Pemerintah
Ø Hendaknya
pemerintah lebih memperhatikan keadaan pendidikan di Indonesia. Sebaiknya
pemerintah turut berpartisipasi dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
Misalnya dengan mendirikan perpustakaan di daerah-daerah yang terbelakang.
CURRICULUM VITAE
Nama : Putu Vidya Pradnya Paramita
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, tanggal lahir : Denpasar, 26 Pebruari 2000
Alamat : Jl. Pemelisan Agung, Gg. Menega Jati, no 16, Jimbaran, Kuta
Selatan, Badung, Bali.
Telepon : 082236612280
Wikipedia. 2013. Pengertian Perpustakaan. Indonesia:Wikipedia.
Wikipedia. 2013. Pengertian Modernisasi. Indonesia:Wikipedia.
Warintek. 2008. Pengertian, Peran dan Fungsi Perpustakaan. Indonesia:Wordpress.
Kristina, Hana. 2014. Dampak Globalisasi dalam Dunia Pendidikan. Indonesia:Wordpress.
Repository. 2014. Pengertian Perpustakaan. Indonesia:Bitstream.
Narsa, Ketut. 2014. Penilaian SMPN 1 Kuta Selatan. Indonesia:smp1kutaselatan.sch.id.
Abdulrahman, Inmelda. 2014. Pengaruh Globalisasi & Modernisasi di Aspek Pendidikan. Indonesia:Prezi.